Sosial media 101: Kadang, tidak semuanya perlu kamu tanggapi

Mulai dari adu jotos antar politisi, tweet viral si influencer, artis A tersandung narkoba, atau kasus suami ngelunjak minta nikah lagi adalah hal yang rasanya lumrah berseliweran di sosial media kita. Rasa-rasanya pengen ikutan komen, deh!

Riski Budi Pratiwi
2 min readNov 9, 2021

Sering gak sih? Liat postingan sosial media yang lagi rame dan rasanya pengen ikutan nimbrung. Entah di Twitter, Instagram, atau TikTok. Lagi debat soal politik, ikutan aja walaupun tau-tau ala kadarnya soal reklamasi Jakarta. Lagi simpang siur kasus artis selingkuh, ikut-ikutan jadi warta infotaiment. Menganalisis siapa yang jadi korban, siapa yang matanya jelalatan. Lagi adu jotos antar influencer, ikut mantengin update-an Instagram story si influencer biar tau lagi perang apaan.

Belum lagi, tren yang sangat cepat berubah. Tadi pagi, kita boleh saja dibuat heboh mendengar artis papan atas tertangkap kasus narkoba, siangnya kita bisa saja sudah ribut-ribut soal rumah tangga orang yang katanya si suami selingkuh dengan temen kantor, dan malamnya kita bisa saja debat soal enakan bubur diaduk atau bubur tidak diaduk.

Sosial media rasanya “gak bisa ditinggal.” Macam balita aktif, ditinggal dikit udah bikin masalah. Terlebih, di era sosial media kadang-kadagn hukuman sosial jadi lebih ditakutkan dibandingkan hukum di pengadilan. Jadilah kalau ada ramai kasus seperti pelecehan seksual, kekerasan rumah tangga, dan penipuan gila-gilaan, netizen beramai-ramai berdiri bersama korban. — yang sejujurnya adalah bagus —

Istilah “Twitter gak bisa ditinggal” sangat sering kita temui di laman Twitter karena cepatnya perubahan berita panas dan trend (@yybbed via Twitter)

Tapi yang kerap kali kita lupa adalah, apasih dampaknya ke kehidupan kita? Kalau soal kasus yang memang membutuhkan suara dukungan dari netizen, boleh lah. Tapi apa pengaruhnya ya, ikutan debat soal artis A yang kata netizen ga bersyukur punya hidup enak dan kaya raya malah selingkuh sama satpam kompleks.

Apa enggak capek, semuanya harus ditanggepin?

Takutnya nih, alih-alih menikmati sosial media sebagai sarana hiburan melepas penat, eh! Malah makin penat. Di penghujung hari yang harusnya bisa istirahat santai sambil makan indomie goreng keju plus telor dengan damai, hati kita malah menggerutu gara-gara idola yang kita suka ternyata nyabu. Dia yang nyabu, dia yang rugilah! Ngapain kita juga ikut-ikutan suntuk?

Tenang, hidupmu ga akan jadi manusia paling kudet karena gatau kalau artis R mau di dakwa gara-gara melanggar karantina. Ga usah semuanya perlu kamu tahu dan kamu komentari.

Kalau kata Hindia, “secukupnya.”

--

--